Indonesia Miskin Akibat Rokok
Indonesia Miskin Akibat Rokok

JAKARTA, NNC – Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) Sandrayati Moniaga mengatakan, di Indonesia. Perempuan dan anak-anak dalam kelompok ekonomi menengah-bawah adalah kelompok paling rentan menjadi perokok pasif karena terpapar asap rokok dalam ruangan dan berpotensi mengalami kekerasan domestik.

“Komnas mendesak pemerintah untuk melakukan upaya maksimal melindungi hak kesehatan masyarakat khususnya perempuan dan anak-anak kelompok ekonomi menengah-bawah dari paparan asap rokok. Ini bisa dilakukan dengan cara meningkatkan harga jual rokok setinggi-tingginya sehingga tidak dapat terjangkau oleh daya beli kelompok berpenghasilan menengah-bawah,” kata Sandrayati Moniaga saat Gerakan #RokokHarusMahal berkumpul bersama dalam kegiatan peringatan Hari Kartini di Kota Tua, Jakarta, Sabtu (21/4/2018).

BPS dalam hasil surveinya pada beberapa tahun terakhir  menunjukkan bahwa rokok telah menjadi barang konsumsi terbesar ke dua setelah beras pada penduduk miskin, jauh mengalahkan pengeluaran/belanja lauk-pauk (sumber protein), biaya pendidikan, apalagi biaya kesehatan. Hal ini sangat memprihatinkan mengingat konsumsi rokok justru menimbulkan beban ekonomi, baik pada skala mikro (keluarga) maupun makro (negara).

Seperti yang disebutkan Badan Penelitian dan Pengembangan  Kesehatan Kementerian Kesehatan baru-baru ini bahwa beban biaya kesehatan akibat konsumsi rokok telah mencapai 387 triliun per tahun, jauh di atas pendapatan cukai rokok yang disetorkan para perokok per tahun.

Di sisi lain, laporan WHO tentang epidemi tembakau global 2017 menyebutkan bahwa harga rokok di Indonesia adalah yang termurah di dunia, yaitu masih ditemukannya rokok dengan harga Rp5.900 per bungkus.

Tokoh perempuan inspiratif Dewi Motik yang hadir dalam acara tersebut menambahkan, salah satu cara sederhana yang bisa dilakukan untuk mengurangi jumlah perokok di Indonesia adalah dengan menaikkan harga rokok. “Sederhana saja, dengan harga rokok mahal, insyaallah perokok berkurang!”

Untuk mendorong gerakan #RokokHarusMahal, 1000 perempuan yang berkumpul hari ini juga mengajak seluruh warga Indonesia ikut memberikan dorongan untuk desakan yang sama kepada pemerintah melalui petisi online di change.org/rokokharusmahal.

Tuntutan dalam petisi tersebut adalah agar pemerintah menaikkan harga rokok sampai 50 ribu rupiah per bungkus sesuai survei yang pernah dilakukan Center for Health Economics and Policy Studies (CHEPS) Universitas Indonesia (UI).

Sumber : https://www.netralnews.com/news/kesra/read/138358/indonesia.miskin.akibat.rokok