NCIG International memutuskan untuk berinvestasi di Indonesia melihat potensi pasar rokok elektrik yang besar.

Bisnis.com, JAKARTA – Belakangan ini, muncul tren rokok elektronik (elektrik) di kalangan anak muda. Kemasan rokok elektronik atau (e-cigarette) sangat penuh warna dan bentuk yang sederhana serta handy.
Dalam pemantauan Bisnis, hingga saat ini ada dua jenis rokok elektronik yang beredar di masyarakat. Pertama, ada rokok elektronik yang menggunakan cairan essence (cairan yang mengandung nikotin) serta alat pemanas yang memiliki beterai untuk memanaskan nikotin.
Jenis rokok pertama ini sering disebut vape di kalangan remaja. Faktanya, vape pun tengah menjadi tren sosial bagi kawula kini.
Belakangan, pemerintah berencana melarang vape, karena meningkatnya prevalensi perokok remaja. Namun, pemerintah menjadi lembek, karena asosiasi vape di Indonesia menolak rencana tersebut.
Kedua, jenis rokok elektronik ini menggunakan rokok konvensional, lalu memasukkannya ke dalam mesin pemanas. Hasil pemanasan rokok elektrik ini akan menghasilkan uap yang mengandung nikotin.

Nina Samidi, Manajer Komunikasi Komnas Pengendalian Tembakau mengungkapkan kemasan rokok elektronik sangat memikat anak-anak.
Sebab, kemasannya ada yang berbentuk permen, cokelat, lipstik dan maskara. Dia menuturkan banyak orang tua yang tidak mengetahui bahwa anaknya mengantongi rokok elektonik, karena bentuknya yang tak mirip dengan rokok.
“Kemasan rokok elektronik ini sangat mirip dengan permen sehingga mampu memikat anak-anak,” ungkap Nina.

Kini perusahaan rokok elektronik menawarkan rasa buah-buahan pada cairan essence atau e-liquids. Dia mengungkapkan rasa buah pada rokok elektronik diciptakan untuk menyetir pola pikir perokok bahwa rokok elektronik lebih aman dibandingkan rokok konvensional.
Adapun rokok elektronik ini juga tak aman bagi perokok pasif, sebab uap rokok elektrik ini menghasilkan aerosol yang mengandung nikotin dan zat kimia lainnya.
Selain mengandung aerosol, uap rokok elektronik juga mengandung nikotin dengan berbagai kadar, mengandung partikel halus dan bahan toksik lain seperti formaldehid, acetaldehyde, metal, diethylene glysol dan carcinogenic tobacco spesifik nitrosamine.
Bahan mengandung toksik tersebut berpotensi menyebabkan kanker.

Produk baru perusahaan rokok ini memiliki bahaya bagi penggunanya dan orang-orang yang terpapar asap atau uap aerosol.
Dampak yang ditimbulkan adalah merusak pertumbuhan janin dan otak remaja khususnya pada otak depan (prefrontal cortex). Selain itu, nikotin juga memberikan dampak adiktif pada otak anak muda berkembang hingga usia dua puluhan.
Sebelumnya, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Agus Dwi Susanto mengungkapkan ada tiga persamaan rokok elektronik dan rokok konvensional yakni sama-sama mengandung nikotin, sama-sama mengandung bahan karsinogen penyebab kanker dan mengandung toksik lainnya.