Pengeluaran kebutuhan untuk rokok, nyatanya, jauh lebih besar dibandingkan pengeluaran kebutuhan dapur pada setiap harinya. Hal ini dirasakan oleh Indri, salah seorang ibu rumah tangga yang berasal dari Joglo, Jakarta Barat.
Hal ini yang memicu Indri (35) untuk kemudian turun ke jalan, ikut mengkampanyekan #RokokHarusMahal yang diselenggarakan bertepatan dengan peringatan hari Kartini pada (21/4/2018). Kampanye yang diselenggarakan di halaman Kota Tua Jakarta itu, diselenggarakan oleh Komnas Pengendalian Tembakau. Bersama dengan aktivis pegiat anti rokok lainnya.
Indri mengungkapkan, suaminya termasuk perokok berat. Seharinya, kata Indri, suaminya menghabiskan Rp50 ribu untuk dua bungkus rokok.
“Ya kalau sama uang belanja jelas lebih mahal rokok. Uang belanja sehari enggak nyampe Rp50 ribu,” terangnya saat ditemui usai kampanye #RokokHarusMahal.
Sebenarnya, lanjutt Indri, ia sudah sering mengingatkan suaminya untuk berhenti merokok. Tapi, jelasnya, hal itu percuma saja. Sebab karena suaminya beralasan tidak akan bisa bekerja jika tidak merokok.
“Ya saya berharap dengan harga rokok mahal nantinya merokoknya jadi berkurang,” harap Indri.
Pemerintah Punya Tanggung Jawab
Vice President Yayasan Jantung Indonesia Mia Hanafiah menyebutkan, pemerintah juga harus membantu perempuan Indonesia agar bisa menghentikan laki-laki merokok. Sebabnya, kata Mia, sangat tidak mungkin jika perempuan bisa menghentikan keluarganya yang merokok. Baik anak atau suaminya.
“Apalagi jika perempuan dengan pendidikan rendah itu mustahil akan berani meminta suaminya untuk berhenti merokok,” terang Mia.
Mia menjelaskan, dengan harga rokok yang mahal nantinya, jelas akan membantu masyarakat miskin untuk terhindar dari bahaya rokok. Sebab, lanjut Mia, mereka tidak akan bisa menjangkau untuk membeli rokok.
Selain itu, harga rokok yang mahal juga akan dapat melindungi para ibu dari bahaya rokok yang berpotensi menjangkiti anak-anak mereka. Mia menyebut, harga rokok saat ini di Indonesia masih sangat murah. Bahkan jauh di bawah uang jajan anak-anak Indonesia.
“Harga rokok diketeng bisa Rp1000. Uang jajan anak, taruhlah Rp5000. Bayangkan perhari mereka masih bisa merokok sebatang setiap harinya,” terang Mia.
Ia berharap, harga rokok di Indonesia bisa setara dengan negara-negara lainnya yang sudah sadar akan bahaya rokok. Sekira Rp50 ribu per bungkusnya.
Saat ini, jelas Mia, posisi Indonesia menempati perokok anak tertinggi di dunia. Harga rokok yang terjangkau menjadi penyebab dari mudahnya anak-anak membeli rokok.
Di halaman Kota Tua, 1000 perempuan yang terdiri dari berbagai macam golongan dan komunitas itu membacakan deklarasi. Nantinya, jelas Mia, deklarasi itu akan diberikan kepada Menteri Keuangan dan Presiden Joko Widodo.
Sumber : https://infonawacita.com/nyatanya-perempuan-indonesia-harus-mengalah-hanya-untuk-kebutuhan-rokok/