Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise mengakui bahwa Indonesia memiliki pekerjaan rumah dan banyak tantangan dalam mengendalikan tembakau untuk melindungi anak-anak dari dampak buruknya.
“Sangat mengecewakan karena banyak anak Indonesia merokok. Kita harus berbuat sesuatu,” kata Yohana saat memberikan pidato kunci pada Konferensi Asia Pasifik untuk Tembakau dan Kesehatan ke-12 (APACT12th) di Nusa Dua, Bali, Kamis (13/9).
Yohana mengatakan, dokumen internal industri rokok sendiri mengatakan mereka menyasar anak-anak untuk menjadi perokok pemula. Anak-anak yang merokok adalah investasi bagi industri tembakau.
Menurut Yohana, dengan menyasar anak-anak untuk menjadi perokok pemula, maka industri tembakau telah melanggar hak-hak anak.
“Yang menyedihkan, perokok pemula di Indonesia semakin muda dan jumlahnya semakin meningkat. Apalagi, Indonesia merupakan negara ketiga terbesar dalam konsumsi rokok di dunia,” katanya seperti ditulis Antara.
Yohana yang berafiliasi dengan Kemenko PMK tersebut menyampaikan pidato kuncinya pada pembukaan APACT12th. APACT pertama kali diadakan di Taipei, Taiwan pada 1989. Pertemuan terakhir diadakan di Beijing, China pada 2016.
APACT12th diselenggarakan di Nusa Dua, Bali dan diketuai Arifin Panigoro. Sebagai tuan rumah di Indonesia adalah Komite Nasional Pengendalian Tembakau bersama sejumlah organisasi pendukung pengendalian tembakau lainnya.