Jakarta, 16 Februari 2021 – Dalam rangka Hari Pers Nasioanl 2021, hari ini Komnas Pengendalian Tembakau (Komnas PT) mengadakan Diskusi Publik bertema “Peran Media Massa dalam Mereduksi Perilaku Merokok yang Mengancam Peningkatan Kasus Covid 19 di Indonesia”. Kegiatan ini bertujuan membahas keterlibatan media massa dalam menginformasikan kepada publik mengenai korelasi peningkatan kasus infeksi Covid-19 dengan perilaku merokok dan pentingnya penguatan regulasi yang ada demi menekan penurunan angka Covid-19 di Indonesia. Selain itu, juga untuk meningkatkan dukungan media massa dalam pelaksanaan strategi promosi kesehatan dalam upaya pengendalian tembakau guna mencegah peningkatan kasus infeksi Covid-19.

“Kami percaya bahwa media adalah salah satu pilar upaya pengendalian tembakau di Indonesia, terutama di masa pandemik ini, ketika disinformasi atau hoax marak, termasuk hoax dari industri rokok. Karenanya, media sebagai sumber informasi, harus pandai-pandai menyaring data yang diterima”, kata Djoko Saksono, Sekjen Komnas Pengendalian Tembakau, saat menyampaikan sambutan pembukaan.

Perilaku merokok merupakan salah satu faktor risiko peningkatan infeksi kasus Covid-19, seperti diungkapkan berbagai hasil penelitian. WHO mengatakan, merokok melibatkan kontak jari tangan dengan bibir secara intens yang membuka peluang bagi virus untuk berpindah dari tangan ke mulut. Pasien positif Covid-19 yang perokok memiliki tingkat kematian lebih tinggi.

Menurut hasil studi yang dilakukannya, Krisna Puji Rahmayanti SIA, MPA, Peneliti Komnas Pengendalian Tembakau dan Dosen Fakultas Ilmu Administrasi UI, menyebutkan bahwa jumlah perokok yang merokok di dalam rumah selama masa pandemi sangat tinggi, yaitu 58% dan 92 % perokok menjawab tidak terpikir berhenti merokok selama pandemi. “Mengingat korelasi merokok dan Covid-19, temuan ini menunjukkan potensi perilaku merokok di masyarakat terhadap peningkatan kasus Covid-19. Karena itu, perlu ada intervensi pemerintah terhadap perilaku merokok, terutama selama pandemi ini, termasuk memasukkan indikator pengendalian konsumsi rokok dalam pedoman penanganan Covid-19.”

Menanggapi hal tersebut, Rajab Ritonga, Direktur Program Uji Kompetensi Wartawan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) mengatakan, “Dibutuhkan kampanye media massa dan sosialisasi yang terus menerus untuk memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat agar berperilaku hidup sehat dengan tidak merokok.” Menurutnya, ini perlu dilakukan khususnya di masa pandemi guna mengurangi penularan dan menghindari dampak terburuk Covid-19.

Sementara itu, DR. Dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K), Satgas Waspada dan Siaga COVID-19, PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), menambahkan perlunya peningkatan publikasi media tentang korelasi rokok dan Covid19 yang terus berkembang dan harus selalu update. Ia mengingatkan, media massa adalah jembatan informasi dari publikasi ilmiah kepada masyarakat. Intepretasinya dalm bentuk berita harus hati-hati dan bertanggung jawab, jangan sampai justru ikut menyebarkan disinformasi.

Selama pandemic berlangsung, hoax di media massa terkait informasi rokok dan Covid-19 banyak terjadi, yang membuat masyarakat semakin bingung di masa pandemi ini. Mengenai hal ini, Citra Dyah Prastuti, Pemred KBR mengingatkan insan pers agar dalam menyampaikan informasi harus berpihak pada publik, tidak asal kutip dan mencari nara sumber yang tepat. “Saat ini bukan waktunya untuk melakukan clickbait!” tegasnya.

Narahubung: sekretariat@komnaspt.or.id atau (021) 3917354