Ketua Konferensi Asia Pasifik untuk Kesehatan atau Tembakau ke-12 (APACT12th), Arifin Panigoro mengatakan masalah rokok dan tembakau merupakan persoalan pelik dan rumit di Indonesia.
“Permasalahannya tidak sederhana, tetapi nyata ada di depan kita,” kata Arifin dalam jumpa pers menuju perhelatan APACT12th di Jakarta, Kamis (23/8/2018).
Arifin mengatakan, masalah rokok dan tembakau persoalan yang pelik dan rumit karena semua orang tahu salah satu zat adiktif itu berkaitan dengan beberapa penyakit, tetapi tidak mudah menyampaikan hal itu.
Apalagi, Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk salah satu yang terbesar di dunia, dengan penduduk mencapai 260 juta jiwa, angka perokoknya termasuk yang tertinggi.
“Lebih dari 70 juta laki-laki adalah perokok. Kalau kita bilang kepada mereka bahwa merrokok itu tidak sehat, mereka tidak akan dengar,” katanya.
Melihat fakta dari bahaya rokok tersebut, masyarakat sipil di Asia Pasifik menggagas sebuah konferensi untuk membahas tentang hal tersebut. APACT pertama kali diadakan di Taipei, Taiwan pada 1989.
“Pertemuan terakhir diadakan di Beijing, China. Penyelenggaraan ke-12 akan diadakan di Bali dihadiri masyarakat sipil dan pemerintah dari regional Asia Pasifik,” jelasnya.
Arifin menjadi salah satu narasumber dalam jumpa pers tersebut. Selain Arifin, narasumber lain adalah Penasehat APACT12th Emil Salim, Sekretaris Jenderal APACT12th Nurul Nadia Luntungan dan Komite Pemuda APACT12th Hasna Pradityas.
Jumpa pers dibuka Ketua Umum Komite Nasional Pengendalian Tembakau, dr Prijo Sidipratomo. Komnas Pengendalian Tembakau merupakan tuan rumah penyelenggaraan APACT12th di Indonesia.