Sanadi 55 tahun - ROKOK ISTRI PERTAMA
Sanadi 55 tahun – ROKOK ISTRI PERTAMA

Baru sekitar dua bulan, Sanadi (55) divonis menderita kanker paru-paru stadium tiga. Antara percaya dan tidak, karena ia tak merasakan gejala layaknya penderita kanker paru-paru pada umumnya seperti sesak na-pas, muntah darah, atau nyeri dada.

Bekas supir angkot itu hanya merasa panas di tangan kanannya. Rasanya seper-ti terbakar, katanya. Rasa sakit menjalar ke punggung belakang yang terasa nyeri. Hasilnya begitu mengejutkan.Ada tumor di paru-paru sebelah kanannya yang disebabkan oleh hal yang selama ini dikiranya sepele: rokok. Semuanya terasa be-gitu cepat bagi Sanadi. Ia divonis menderita kanker stadium tiga.

Sampai saat ini, Sanadi masih dirawat di Rumah Sakit Persahabatan dan sudah menjalani dua kali kemoterapi. Setiap 21 hari ia dirawat, dan hanya istirahat selama dua minggu dirumah singgah dekat rumah sakit. Efek kemoterapi membuat rambut Sanadi perlahan rontok dan kakinya di sebelah kiri juga agak bengkak. Sanadi juga harus menjalani 33 kali pembakaran radioterapi. Dampaknya, kulit di sekitar dada-nya menghitam seperti hangus bekas pembakaran.

Sanadi mulai merokok saat umurnya 15 tahun. Demi diakui dalam pergaulan, Sanadi mengaku khusus belajar merokok pada temannya. “Awalnya, kepala saya pusing. Tapi kata teman dulu, makan gula merah saja supaya nggakpusing pas ngerokok.” Sebagai supir, Sanadi tak pernah melepas rokok selama mengemudikan angkot, apa-lagi saat macet. Tiga bungkus rokok pun ludes dalam sehari. “Kalau macet, untuk menghilangkan jenuh, ya saya merokok,” katanya. Istrinya, Legina, menambahkan “Rokok itu istri pertamanya.

Kata teman, makan gula merah supaya ngak pusing pas merokok

Saya sering bilang supaya bapak berhenti merokok tapi dia cueksaja.” Meski demikian, Sanadi yang selalu didampingi istrinya tetap bersemangat untuk sembuh. “Saya pengensehat lagi,” katanya.
Penyesalan Sanadi memang sudah sia-sia karena kanker sudah bersemayam dalam tubuhnya. Namun, bapak empat anak itu tidak ingin hal itu terjadi pada dua putranya. “Saya kasih tahu mereka agar jangan sampai kayaksaya, jadi sakit be-gini,” ujar pria asal Cirebon itu.