Masa libur menuju semester ganjil, banyak kampus yang mengadakan pengabdian masyarakat (pengmas). Salah satunya adalah Fakultas Umu Administrasi Universitas Indonesia (FIAUI) yang menyosialisasikan rumah sehat tanpa rokok di Kelurahan Tapos, Kota Depok. Latar belakangnya adalah anak-anak yang masih rentan terkena paparan asap rokok di rumah.
Ketua Tim Pengmas Krisna Puji Rahmayanti menyatakan, anak kecil masih riskan terpapar asap rokok. Karena itu, perlu
digagas program upaya sosialisasi pentingnya rumah yang bebas asap rokok dan manfaatnya bagi anak-anak. Apalagi, ada aturan yang sudah mengaturnya. “Ada larangan untuk merokok di mang publik,” katanya.
Aktivis Komnas Pengendalian Tembakau Fuad menyatakan, masalah tersebut membutuhkan kesadaran masyarakat untuk aktif dalam menjaga anaknya. Baik di lingkungan publik maupun di rumah mereka sendiri. Rumah bebas asap rokok adalah salah satu syarat rumah ramah anak. “Ketika orang merokok, dia merokok untuk dirinya sendiri. Ketika dia merokok di dalam rumah, seluruh isi rumah akan terkena asap rokok tersebut,” paparnya.
Dia menambahkan, larangan merokok membutuhkan kesadaran masyarakat untuk aktif dalam menjaga anaknya. Baik di lingkungan publik maupun di rumah mereka sendiri. Setelah pendampingan dengan tim pengmas, yaitu satu dosen, sebelas mahasiswa, dan didukung karang taruna setempat,
mereka akan melakukan sosialisasi tahap akhir. Hal itu diharapkan dapat bermanfaat untuk menciptakan keluarga-keluarga dalam mewujudkan rumah sehat tanpa rokok.
Sosialisasi itu merupakan rangkaian dari program pengabdian masyarakat yang didanai Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI (DRPMUI). Setelah sosialisasi tahap pertama itu, tim pengmas akan melakukan kegiatan pendampingan masyarakat.