VIVA – Perokok pasif maupun aktif banyak hadir di sekeliling kita. Mereka yang menjadi perokok pasif, biasanya disebut secondhand smoker. Tapi, bahaya asap rokok kini turut mengintai thirdhand smoker.
Apa itu sebenarnya thirdhand smoker?
Perokok pasif yang menjadi golongan ketiga ini merupakan mereka yang tidak mencium asap rokok secara langsung. Tidak seperti secondhand smoker yang menghirup atau mencium asap rokok dari perokok di sekitar mereka. Thirdhand smoker akan mencium sisa asap rokok pada barang-barang yang telah terpapar asap rokok.
“Asap rokok pasti menempel di baju, korden, sofa, dan barang lainnya. Bahayanya sama besar seperti secondhand smoker karena asapnya tidak hilang begitu saja,” ujar Ketua Harian Komnas Pengendalian Tembakau, Mia Hanafiah, kepada VIVA, saat ditemui di kawasan Pejaten, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Mereka yang rentan menjadi thirdhand smoker adalah orang-orang terdekat di sekitar perokok aktif. Biasanya, perokok pasif tipe ketiga ini, mengintai kelompok yang lemah seperti anak-anak.
“Banyak bapak yang merokok dengan pakaian yang sama saat akan menggendong anak. Selain anak, ada juga istri yang rentan menjadi thirdhand smoker karena biasanya asap rokok menempel di sofa yang diduduki saat merokok,” terang Mia.
Barang-barang yang terpapar asap rokok, meski sudah dicuci berulang kali, tetap saja masih ada sisa zat dari rokok yang tertinggal. Zat tersebut tidak akan bisa hilang dalam waktu singkat.
Menjadi perokok pasif tipe ketiga ini, memiliki dampak bahaya yang sama besarnya. Menurutnya, bahaya kanker dapat tetap mengintai mereka yang mencium asap rokok meski tidak secara langsung.
“Dampak sama besarnya karena bahaya datang dari isi asap tembakau yang bisa menyebabkan kanker. Ditambah, memang nikotin di rokok yang memicu kecanduan,” terang Mia.
Jadi, jangan anggap jika orang tersayang tidak menghirup asap rokok langsung, mereka tidak akan terkena resiko yang sama besarnya dengan perokok aktif dan pasif.