Komisi Nasional Penanggulangan Tembakau bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Mereka meminta agar harga rokok dinaikkan agar susah dijangkau masyarakat.
“Harga rokok, kami berpendapat bahwa, bukan hanya kami berpendapat tapi fakta adalah harga rokok di Indonesia paling murah di seluruh kawasan ini,” ujar Penasihat Komnas Penanggulangan Tembakau, Nafsiah Mboi di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (27/1/2016).
Perhitungan Komnas Penanggulangan Tembaku menyebutkan jumlah perokok umur 14 tahun meningkat 2 kali lipat dari 2001-2010. Pada tahun 2013 saja, usia rata-rata 10-14 tahun jumlah perokok mencapai 3,9 juta dan usia 15-19 tahun 12,5 juta. Untuk jumlah perokok baru diperkirakan berjumlah 16,4 juta dan dalam hitungan per hari terdapat 45 ribu perokok baru.
Pola konsumsi pembelian rokok bagi masyarakat berpenghasilan rendah juga meningkat. Selain merugikan kesehatan, rokok juga dapat merugikan kesehatan secara keseluruhan.
Hal yang menjadi diskusi utama dengan JK berfokus pada Rancangan Undang-undang Pertembakauan. Meski utamanya untuk meningkatkan kesejahteraan, tetapi menurut Nafsiah RUU Pertembakauan juga berdampak negatif pada kesehatan dan perilaku masyarakat.
“Harapan kami tentu adalah bahwa pemerintah betul berusaha supaya RUU pertembakauan ini bisa dihentikan,” kata Nafsiah.
“Usulan kami adalah harganya dinaikkan, cukainya dinaikkan, harga rokoknya dinaikkan, dan pembatasan penjualan kepada generasi muda, perempuan, maupun iklannya. itu juga sangat mudah,” sambungnya.
Nafsiah juga mengatakan, pola aturan penjualan rokok per batang juga harus dilarang oleh pemerintah. (fiq/hri)